A Pengantar
Riset Kualitatif
1
1. Philosophy
riset kualitatif
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqm1PIUjhQAGca6Xm8jrm8OL4o4Sm6K0ylub_x6Yl1wIJht1rJO6hza50aspCmrvelyNb8eQ-BsK4mW5c66yPmtCbpxKMO1MTsIwavO_LqZnTsBX3PtinvEI_CPBuRROCKVOGQdma9JHNV/s320/0000000305.jpg)
Pendekatan riset kualitatif dikaitkan dengan ilmu-ilmu sosial dan
kemanusiaan, terutama di bidang sejarah dan filsafat. Penggunaan metode
kualitatif untuk menyelidiki perilaku manusia seringkali dikaitkan dengan
disiplin antropologi sosial.
2 The
nature of Qualitative Research
Riset
kualitatif memiliki ciri pembeda yang berbeda dengan metode kuantitatif.
Peneliti kuantitatif pada umumnya hanya melakukan sedikit kontak dengan subjek
studi, peneliti kualitatif merupakan instrument pengumpulan data. Banyak
peneliti kualitatif yang lebih memilih menghabiskan waktu dengan subjek
studinya. Karena sifat riset kualitatif, peneliti akan mengumpulkan data di
lingkungan tempat berlangsungnya aktivitas.
Karena banyaknya data yang akan dikumpulkan, peneliti kualitatif sering
kali hanya brhadapan dengan beberapa anggota kelompok yang dipelajari. Hal ini
memungkinkan peneliti untuk lebih berfokus pada subjek dan mengumpulkan
informasi yang cukup banyak yang harus dianalisis dengan cermat.
3 Tujuan
dan riset kualitatif
Riset
kualitatif adalah pendekatan induktif untuk menemukan atau mengembangkan
pengetahuan. Riset ini memerlukan keterlibatan peneliti dalam
mengidentifikasi pengertian atau
relevansi fenomena tertentu terhadap individu.
Tujuan penggunaan metodologi riset kualitatif dapat bervariasi. Hal ini dapat
merupakan cara yang berguna, menghasilkan pengetahuan tentang area yang
mendapat relative sedikit usaha riset. Metode ini juga berguna sewaktu
dicurigai terjaadi bias dalam pengetahuan atau teori-teori saat ini, atau
pertanyaan riset berhubungan dengan pemahaman dan penggambaran suatu fenomena
(Field & Morse, 1985, Morse, 1991). Riset kualitatif mencoba untuk
menggali/eksplorasi, menggambarkan atau mengembangkan pengetahuan bagaimana
kenyataan dialami.
1 Metode
phenomenology
Riset
fenomenology didasarkan pada filsafat fenomenology yang mencoba untuk memahami
respon seluruh manusia terhadapsuatu atau sejumlah situasi. Jika situasi ini
dijadikan lingkungan riset, beberapa proses berikut ini harus dilakukan.
a Seseorang
harus menyampaikan suatu atau serangkaian pengalamannya kepada peneliti.
b Peneliti
tersebut berupaya menerjemahkan pengalaman yang disampaikan tersebut ke dalam
pemahaman pengalaman orang tersebut
c. Peneliti
kemudian memecah pengalaman ini menjadi konsep mendasar yang menjadi tema
pengalaman tersebut.
d Peneliti
kemudian menyampaikan pemahamannya kepada khalayak dalam bentuk tulisan
sehingga khalayak ini menghubungkan pemahaman informasi ini dengan pengalaman
yang lalu atau yang akan datang.
2 Metode
Grounded theory
Merupakan
suatu strategi riset yang secara teoritis melandasi riset yang sedang dilakukan
dengan memberikan teori dasar pada data yang dikumpulkan. Peneliti bidang ini
menetapkan pertanyaan riset berdasarkan observasi terhadap cara manusia
menyelesaikan masalah di lingkungan sosialnya. Peneliti bidang ini menggunakan
metode pengembangan – teori induktif untuk mengembangkan teori saat dalam
proses pengumpulan data. Ini berlawanan dengan metode pengembangan – teori
deduktif yang menggunakan teori untuk melakukan pengumpulan dan analisis data.
3 Metode
ethnografi
Riset
etnografi yang sering kali disebut sebagai observasi partisipan sudah sejak
lama menjadi domain para antropologi kebudayaan. Riset seperti ini menuntut
peneliti untuk hadir secara fisik di antara subjek-subjek selama fase
pengumpulan data. Ahli etnografi berupaya untuk mendeskripsikan kebudayaan
suatu kelompok melalui riset yang mendalam yang melibatkan observasi sistemik
terhadap aktifitas, bahasa, dan kebiasaan kelompok. Observasi yang sistematik
menuntut peneliti untuk berada cukup lama di lapangan untuk dapat mengkaji
kelompok yang sedang diteliti secara mendalam. Observas sistematik bersifat
metodik, yaitu strategi observasi yang didesain dengan cermat sebelum studi.
4 Metode
historical
Merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk merekonstruksi kondisi masa lampau secara objektf, sistematik, dan akurat.
Melalui penelitian ini, bukti-bukti dikumpulkan, dievaluasi, dianalisis, dan
disintesiskan. Selanjutnya, dirumuskan kesimpulan, berdasarkan bukti-bukti itu.
Adakalanya penelitian historis digunakan untuk menguji hipotesis tertentu.
Misalnya, hipotesis mengenai dugaan adanya kesamaan antara sejarah prekembangan
keperawatan dari satu Negara yang mengalami hegemoni penjajah yang sama. Contoh
lain dari penelitian historis adalah studi tentang prosedur “diagnosis” dalam
sist pengobatan secara tradisional dan relevansinya dengan kenyataan proses
“diagnosis” saat ini. Penelitian historis biasanya mmperoleh data melalui
catatan-catatan, artifak-artifak, atau laporan-laporan verbal. Hasil penelitian
biasanya berupa narasi deskriptif atau
analisis terhadap peristiwa-peristiwa yang muncul pada rentang waktu lama atau
cukup lama di masa lampau. Ada beberapa ciri dominan penelitian historis.
a Adakalanya
lebih bergantung pada data hasil observasi orang lain daripada hasil observasi
sendiri.
b Data
penlitian diperoleh melalui observasi yang cermat, data yang ada harus
objektif, otentik, dan diperoleh dari sumber data yang tepat pula.
c Data
yang diperoleh bersifat sistematik menurut urutan peristiwa dan bersifat
tuntas.
d Mensyaratkan
data pokok dan data pelengkap. Data pokok atau data primer bersumber dari
peneliti yang secara langsung melakukan obsevasi dan benar-benar menyaksikan
kejadian yang ditulis di dalam laporan penelitian.
e Diperlukan
adanya kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal dilakukan dengan
mengajukan pertnyaan “apakah dokumen itu realistic atau autentik?” . Kritik
internal dilakukan dengan mengajukan pertanyaan “apakah data itu akurat atau
relevan?”
Peneliti mengumpulkan data secara
tuntas.
Langkah-langkah umum penelitian historis adalah:
a Mengidentifikasi
dan merumuskan masalah
b Mendefinisikan
masalah dengan mengajukan pertanyaan: (1) apakah pendekatan ini paling cocok
untuk masalah menjadi focus? (2) apakah peneliti akan dapat menemukan data yang
diperlukan di dalam penelitian? (3) apakah penelitian itu nantinya akan
melahirkan kesimpulan yang berguna?
c Merumuskan
tujuan pnelitian dan jika mungkin menusun hipotesis yang akan menjadi arah
focus penelitian.
d Mengumpulkan
data, dengan membedakan data primer dan data sekunder.
e Evaluasi
atas data yang diperoleh dengan mengajukan kritik internal dan kritik
= eksternal.
f Menuangkan
hasil penelitian ke dalam bentuk laporan
DAFTAR PUSTAKA
Danim,
Sudarwan. 2003. Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar